Selasa, 26 Juli 2011
Benda Langit
Benda – Benda Langit
Tata Surya[a] adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Berdasarkan jaraknya dari matahari, kedelapan planet Tata Surya ialah Merkurius (57,9 juta km), Venus (108 juta km), Bumi Bumi (150 juta km), Mars (228 juta km), Yupiter (779 juta km), Saturnus (1.430 juta km), Uranus (2.880 juta km), dan Neptunus (4.500 juta km). Sejak pertengahan 2008, ada lima obyek angkasa yang diklasifikasikan sebagai planet kerdil. Orbit planet-planet kerdil, kecuali Ceres, berada lebih jauh dari Neptunus. Kelima planet kerdil tersebut ialah Ceres (415 juta km. di sabuk asteroid; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kelima), Pluto (5.906 juta km.; dulunya diklasifikasikan sebagai planet kesembilan), Haumea (6.450 juta km), Makemake (6.850 juta km), dan Eris (10.100 juta km).
Enam dari kedelapan planet dan tiga dari kelima planet kerdil itu dikelilingi oleh satelit alami, yang biasa disebut dengan “bulan” sesuai dengan Bulan atau satelit alami Bumi. Masing-masing planet bagian luar dikelilingi oleh cincin planet yang terdiri dari debu dan partikel lain.
A. Asal usul
Banyak hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, di antaranya :
Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772)[1] tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre Marquis de Laplace[2] secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka.
kesimpulan :
benda-benda langit merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya .Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Asal mula Benda-benda langit terdiri dari beberapa hipotetis .
KALA MUSIBAH MENIMPA
Allah subhanahu wata'ala berfirman, artinya,
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. al-Baqarah:155-157)
Di dalam musnad Imam Ahmad, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik," kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan akan memberikan kepadanya ganti yang lebih baik." (HR. Ahmad 3/27)
Kita Milik Allah dan Kembali Kepada-Nya
Jika seorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah subhanahu wata’ala dan akan kembali kepada-Nya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Kalimat istirja' ini merupakan penyembuh dan obat paling mujarab bagi orang yang sedang tertimpa musibah. Dia memberikan manfaat baik dalam waktu dekat maupun di waktu yang akan datang. Kalimat tersebut memuat dua prinsip yang sangat agung. Jika seseorang mampu merealisasikan dan memahami keduanya maka dia akan terhibur dalam setiap musibah yang menimpanya.
Dua prinsip pokok tersebut adalah:
Pertama; Bahwasanya manusia, keluarga dan harta pada hakikatnya adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Dia bagi manusia tidak lebih hanya sebagai pinjaman atau titipan, sehingga jika Allah subhanahu wata’ala mengambilnya dari seseorang maka ia ibarat seorang pemilik barang yang sedang mengambilnya dari si peminjam. Demikian juga manusia diliputi oleh ketidakpunyaan, sebelumnya (ketika lahir) dia tidak memiliki apa-apa dan setelahnya (ketika mati) ia pun tidak memiliki apa-apa lagi.
Dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seorang hamba tidak lebih hanya seperti barang pinjaman dan titipan yang bersifat sementara. Seorang hamba juga bukanlah yang telah menjadikan dirinya memiliki sesuatu setelah sebelumnya tidak punya. Dan diapun bukanlah menjadi penjaga terhadap segala miliknya dari kebinasaan dan kelenyapan, dia tak mampu untuk menjadikan miliknya tetap terus abadi. Apapun usaha seorang hamba tidak akan mampu untuk menjadikan miliknya kekal abadi, tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai pemilik hakiki.
Dan juga seseorang itu harus membelanjakan miliknya berdasarkan perintah pemiliknya, memperhatikan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Dia membelanjakan bukan sebagai pemilik, karean Allah-lah Sang Pemilik, maka tidak boleh baginya membelanjakan titipan itu kecuali dalam hal-hal yang sesuai dengan kehendak Pemilik Yang Hakiki.
Ke dua; Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Pemilik yang Haq. Dan seseorang sudah pasti akan meninggalkan dunia ini lalu menghadap Allah subhanahu wata’ala sendiri-sendiri sebagaimana ketika diciptakan pertama kali, tidak memiliki harta, tidak membawa keluarga dan anak istri. Akan tetapi manusia menghadap Allah dengan membawa amal kebaikan dan keburukan.
Jika awal mula dan kesudahan seorang hamba adalah demikian maka bagaimana dia akan berbangga-bangga dengan apa yang dia miliki atau berputus asa dari apa yang tidak dimilikinya. Maka memikirkan bagaimana awal dirinya dan bagaimana kesudahannya nanti adalah merupakan obat paling manjur untuk mengobati sakit dan kesedihan. Demikian juga dengan mengetahui secara yakin bahwa apa yang akan menimpanya pasti tidak akan meleset atau luput dan begitu juga sebaliknya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. al-Hadid:22-23)
Lihat Nikmat yang Tersisa
Termasuk salah satu terapi dalam menghadapi musibah adalah dengan cara melihat seberapa musibah dan seberapa besar nikmat yang telah diterima. Maka akan didapati bahwa Allah subhanahu wata’ala masih menyisakan baginya yang semisal dengannya, atau malah lebih baik lagi. Dan jika seseorang bersabar dan ridha maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan sesuatu yang lebih baik dan besar daripada apa yang hilang dalam musibah, bahkan mungkin dengan berlipat-lipat ganda. Dan jika Allah subhanahu wata’ala menghendaki maka akan menjadikan lebih dan lebih lagi dari yang ada.
Musibah Menimpa Semua Orang
Merupakan obat yang sangat bermanfaat di kala musibah sedang menimpa adalah dengan menyadari bahwa musibah itu pasti dialami oleh semua orang. Cobalah dia menengok ke kanan, maka akan didapati di sana orang yang sedang diberi ujian, dan jika menengok ke kiri maka di sana ada orang yang sedang ditimpa kerugian dan malapetaka. Dan seorang yang berakal kalau mau memperhatikan sekelilingnya maka dia tidak akan mendapati kecuali di sana pasti ada ujian hidup, entah dengan hilanganya barang atau orang yang dicintai atau menemui sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup.
Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembangnya tidur atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. Kalau hari ini memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan duka.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, "Pada setiap kegembiraan ada duka, dan tidak ada satu rumah pun yang penuh dengan kebahagiaan kecuali akan dipenuhi pula dengan kesedihan. Berkata pula Ibnu Sirin, "Tidak akan pernah ada senyum melulu, kecuali setelahnya pasti akan ada tangisan."
Hindun binti an an-Nu'man berkata, "Kami melihat bahwa kami adalah termasuk orang yang paling mulia dan memiliki harta paling banyak, kemudian matahari belum sampai terbenam sehingga kami telah menjadi orang yang paling tidak punya apa-apa. Dan merupakan hak Allah subhanahu wata’ala bahwa tidaklah Dia memenuhi suatu rumah dengan kebahagiaan, kecuali akan mengisinya pula dengan kesedihan." Dan ketika seseorang bertanya tentang apa yang menimpanya maka dia mengatakan, "Kami pada suatu pagi, tidak mendapati seseorang pun di Arab kecuali berharap kepada kami, kemudian kami di sore harinya tidak mendapati mereka kecuali menaruh belas kasihan kepada kami."
Keluh Kesah Melipatgandakan Penderitaan
Di antara obat untuk menghadapi musibah adalah dengan menyadari bahwa keluh kesah tidak akan dapat menghilangkan musibah. Bahkan hanya akan menambah serta melipatgandakan sakit dan penderitaan.
Musibah Terbesar Adalah Hilangnya Kesabaran
Termasuk Obat ketika tertimpa musibah adalah dengan mengetahui bahwa hilangnya kesabaran dan sikap berserah diri adalah lebih besar dan lebih berbahaya daripada musibah itu sendiri. Karena hilangnya kesabaran akan menyebabkan hilangnya keutamaan berupa kesejahtaraan, rahmat dan hidayah yang Allah subhanahu wata’ala kumpulkan tiga hal itu dalam sikap sabar dan istirja' (mengembalikan urusan kepada Allah).
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. al-Baqarah:155-157)
Di dalam musnad Imam Ahmad, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
"Tidaklah seorang hamba yang ditimpa musibah mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, ya Allah berilah aku pahala dalam musibahku ini dan gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik," kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya dan akan memberikan kepadanya ganti yang lebih baik." (HR. Ahmad 3/27)
Kita Milik Allah dan Kembali Kepada-Nya
Jika seorang hamba benar-benar menyadari bahwa dirinya adalah milik Allah subhanahu wata’ala dan akan kembali kepada-Nya maka dia akan terhibur tatkala tertimpa musibah. Kalimat istirja' ini merupakan penyembuh dan obat paling mujarab bagi orang yang sedang tertimpa musibah. Dia memberikan manfaat baik dalam waktu dekat maupun di waktu yang akan datang. Kalimat tersebut memuat dua prinsip yang sangat agung. Jika seseorang mampu merealisasikan dan memahami keduanya maka dia akan terhibur dalam setiap musibah yang menimpanya.
Dua prinsip pokok tersebut adalah:
Pertama; Bahwasanya manusia, keluarga dan harta pada hakikatnya adalah milik Allah subhanahu wata’ala. Dia bagi manusia tidak lebih hanya sebagai pinjaman atau titipan, sehingga jika Allah subhanahu wata’ala mengambilnya dari seseorang maka ia ibarat seorang pemilik barang yang sedang mengambilnya dari si peminjam. Demikian juga manusia diliputi oleh ketidakpunyaan, sebelumnya (ketika lahir) dia tidak memiliki apa-apa dan setelahnya (ketika mati) ia pun tidak memiliki apa-apa lagi.
Dan segala sesuatu yang dimiliki oleh seorang hamba tidak lebih hanya seperti barang pinjaman dan titipan yang bersifat sementara. Seorang hamba juga bukanlah yang telah menjadikan dirinya memiliki sesuatu setelah sebelumnya tidak punya. Dan diapun bukanlah menjadi penjaga terhadap segala miliknya dari kebinasaan dan kelenyapan, dia tak mampu untuk menjadikan miliknya tetap terus abadi. Apapun usaha seorang hamba tidak akan mampu untuk menjadikan miliknya kekal abadi, tidak akan mampu menjadikan dirinya sebagai pemilik hakiki.
Dan juga seseorang itu harus membelanjakan miliknya berdasarkan perintah pemiliknya, memperhatikan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Dia membelanjakan bukan sebagai pemilik, karean Allah-lah Sang Pemilik, maka tidak boleh baginya membelanjakan titipan itu kecuali dalam hal-hal yang sesuai dengan kehendak Pemilik Yang Hakiki.
Ke dua; Bahwa kesudahan dan tempat kembali seorang hamba adalah kepada Allah Pemilik yang Haq. Dan seseorang sudah pasti akan meninggalkan dunia ini lalu menghadap Allah subhanahu wata’ala sendiri-sendiri sebagaimana ketika diciptakan pertama kali, tidak memiliki harta, tidak membawa keluarga dan anak istri. Akan tetapi manusia menghadap Allah dengan membawa amal kebaikan dan keburukan.
Jika awal mula dan kesudahan seorang hamba adalah demikian maka bagaimana dia akan berbangga-bangga dengan apa yang dia miliki atau berputus asa dari apa yang tidak dimilikinya. Maka memikirkan bagaimana awal dirinya dan bagaimana kesudahannya nanti adalah merupakan obat paling manjur untuk mengobati sakit dan kesedihan. Demikian juga dengan mengetahui secara yakin bahwa apa yang akan menimpanya pasti tidak akan meleset atau luput dan begitu juga sebaliknya.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. al-Hadid:22-23)
Lihat Nikmat yang Tersisa
Termasuk salah satu terapi dalam menghadapi musibah adalah dengan cara melihat seberapa musibah dan seberapa besar nikmat yang telah diterima. Maka akan didapati bahwa Allah subhanahu wata’ala masih menyisakan baginya yang semisal dengannya, atau malah lebih baik lagi. Dan jika seseorang bersabar dan ridha maka Allah subhanahu wata’ala akan memberikan sesuatu yang lebih baik dan besar daripada apa yang hilang dalam musibah, bahkan mungkin dengan berlipat-lipat ganda. Dan jika Allah subhanahu wata’ala menghendaki maka akan menjadikan lebih dan lebih lagi dari yang ada.
Musibah Menimpa Semua Orang
Merupakan obat yang sangat bermanfaat di kala musibah sedang menimpa adalah dengan menyadari bahwa musibah itu pasti dialami oleh semua orang. Cobalah dia menengok ke kanan, maka akan didapati di sana orang yang sedang diberi ujian, dan jika menengok ke kiri maka di sana ada orang yang sedang ditimpa kerugian dan malapetaka. Dan seorang yang berakal kalau mau memperhatikan sekelilingnya maka dia tidak akan mendapati kecuali di sana pasti ada ujian hidup, entah dengan hilanganya barang atau orang yang dicintai atau menemui sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup.
Kehidupan dunia tidak lain adalah ibarat kembangnya tidur atau bayang-bayang yang pasti lenyap. Jika dunia mampu membuat orang tersenyum sesaat maka dia mampu mendatangkan tangisan yang panjang. Jika ia membuat bahagia dalam sehari maka ia pun membuat duka sepanjang tahun. Kalau hari ini memberikan sedikit maka suatu saat akan menahan dalam waktu yang lama. Tidaklah suatu rumah dipenuhi dengan keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi pula dengan duka.
Ibnu Mas'ud radhiyallahu ‘anhu berkata, "Pada setiap kegembiraan ada duka, dan tidak ada satu rumah pun yang penuh dengan kebahagiaan kecuali akan dipenuhi pula dengan kesedihan. Berkata pula Ibnu Sirin, "Tidak akan pernah ada senyum melulu, kecuali setelahnya pasti akan ada tangisan."
Hindun binti an an-Nu'man berkata, "Kami melihat bahwa kami adalah termasuk orang yang paling mulia dan memiliki harta paling banyak, kemudian matahari belum sampai terbenam sehingga kami telah menjadi orang yang paling tidak punya apa-apa. Dan merupakan hak Allah subhanahu wata’ala bahwa tidaklah Dia memenuhi suatu rumah dengan kebahagiaan, kecuali akan mengisinya pula dengan kesedihan." Dan ketika seseorang bertanya tentang apa yang menimpanya maka dia mengatakan, "Kami pada suatu pagi, tidak mendapati seseorang pun di Arab kecuali berharap kepada kami, kemudian kami di sore harinya tidak mendapati mereka kecuali menaruh belas kasihan kepada kami."
Keluh Kesah Melipatgandakan Penderitaan
Di antara obat untuk menghadapi musibah adalah dengan menyadari bahwa keluh kesah tidak akan dapat menghilangkan musibah. Bahkan hanya akan menambah serta melipatgandakan sakit dan penderitaan.
Musibah Terbesar Adalah Hilangnya Kesabaran
Termasuk Obat ketika tertimpa musibah adalah dengan mengetahui bahwa hilangnya kesabaran dan sikap berserah diri adalah lebih besar dan lebih berbahaya daripada musibah itu sendiri. Karena hilangnya kesabaran akan menyebabkan hilangnya keutamaan berupa kesejahtaraan, rahmat dan hidayah yang Allah subhanahu wata’ala kumpulkan tiga hal itu dalam sikap sabar dan istirja' (mengembalikan urusan kepada Allah).
Jumat, 27 Mei 2011
Seven (7) Voice
seven voice adalah nasyid SMKN 36
beranggotakan Rizki Darmawan ( Vokalis ) Aan Fadilah ( Back Vokal ) Fuad Amin ( Perkusi ) Miril Apriansyah ( Perkusi ) M. Dian ( Perkusi ) Samsi ( Perkusi ) dan Basuki Sudirman ( Bass )
Rabu, 25 Mei 2011
Akibat Game Online Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Maraknya perkembangan dunia internet, membawa banyak pengaruh bagi siswa. Salah satunya dengan kehadiran dan keberadaan game online. Akibatnya, terjadi pengaruh game online terhadap prestasi belajar seorang anak.
Candu Game Online
Permainan ini dapat mengganggu prestasi belajar. Hal ini karena permainan game online memiliki sifat adiktif atau membawa candu. Akibatnya orang yang sudah mengenal game online akan cenderung terpengaruh, baik secara langsung maupun tidak.
Anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang terkena dampak pengaruh game online. Hal ini disebabkan, permainan game online seringkali menyita waktu seorang anak.
Salah satunya waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan terbenam dalam permainan game online tersebut.
Akibatnya, ketika harus belajar, fisik seorang anak sudah terkuras akibat bermain game online. Meskipun nampaknya sekedar duduk, namun permainan ini menguras energi karena membutuhkan konsentrasi dan bersifat merangsang ketegangan. Akibatnya, syaraf menjadi lebih cepat kaku dan tidak rileks.
Mencegah Dampak Game Online
Untuk serta merta mencegah seorang anak bermain game online tentu bukan pekerjaan mudah. Fasilitas internet yang banyak tersedia di mana-mana, salah satunya warung internet, menjadikan anak bisa mengakses internet dari mana saja.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan mengunjungi arena game online atau warung internet yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar siswa.
Menjalin komunikasi informal agar seorang anak bisa terbuka pada orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang anak merasa dihakimi.
Belajarlah tentang game online. Sehingga Anda bisa berdiskusi dengan anak Anda tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol yang memahami dunia mereka.
Berikan waktu khusus bermain game online, dan tegasi anak Anda untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan bahwa Anda tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain Anda mengajarkan anak Anda untuk bertanggung jawab pada waktu yang dimilikinya.
Minggu, 22 Mei 2011
Kamis, 21 April 2011
keajaiban-keajaiban yg terjadi saat perang di gaza
Keajaiban-Keajaiban yang Terjadi Saat Perang di Gaza Palestina. Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka “mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata kuno.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa “peristiwa aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Berikut ini adalah rangkuman “kisah-kisah ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya,
“Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?”
Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis.” Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan,
Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, “Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan “kisah aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi “cerita keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,
Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan,
Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza.
Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan.
Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.
Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka “mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.
Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.
Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.
Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata kuno.
Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa “peristiwa aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.
Berikut ini adalah rangkuman “kisah-kisah ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk kita ingat dan renungkan.
Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza
Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.
Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.
Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.
Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”
Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya,
“Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?”
Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.
Suara Tak Bersumber
Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).
Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.
“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.
Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.
“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.
Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”
Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis.” Kenapa kalian menangis?” tanyanya.
“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya.
Saksi Serdadu IsraelCerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.
“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.
Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan,
“Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”
Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu?Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh
Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.
Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.
Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.
Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.
Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.
Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.”
Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.
Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.
Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.
Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa, “Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.
Merpati dan Anjing
Seorang mujahid Palestina menuturkan “kisah aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.
Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.
Begitu merpati itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.
Adalagi “cerita keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.
Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”
Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.
Kabut pun Ikut Membantu
Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).
Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.
Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu telah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.
Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.
Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.
Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.
Selamat Dengan al-Qur’an
Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.
Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.
Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).
Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.
Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah,
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, ‘sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,’ (Al-Baqarah [2]: 155-156),”
jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).Harum Jasad Para Syuhada
Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.
Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.
Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.
Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.
Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.
Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.
Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan,
“Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”
Dua Pekan Wafat, Darah Tetap MengalirYasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.
Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.
Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.
Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.
Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)
Terbunuh 1.000, Lahir 3.000
Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.
Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza.
“Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.
Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.
“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.”
Keajaiban-keajaiban yang terjadi saat perang di Gaza Palestina, kisah-kisah ajaib Pejuang Mujahidin Palestina dibantu pasukan tidak dikenal serdadu berseragam putih dan keajaiban lainnya. Dari berbagai sumber
Kisah & Sejarah Israel & Palestina
Israel yang dalam bahasa Ibrani מדינת ישראל Medinat Yisra‘el, dan dalam bahasa Arab دولة إسرائيل Dawlat Isrā’īl merupakan sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Israel juga dikelilingi dua daerah Otoritas Nasional Palestina, Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia dengan penduduk sekitar 7,28 juta jiwa.Selain Yahudi, terdapat juga beberapa kelompok etnis minoritas seperti etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel. Di Israel juga terdapat beberapa agama lain seperti Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.
Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi.
Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh lagi.
Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah, dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesulatanan Mameluk pada tahun 1260.
Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20.
Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed.
Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci.
Imigrasi dalam skala besar, atau dikenal sebagai Aliyah Pertama (עלייה), di mulai pada tahun 1881, yaitu pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur.
Pada tahun 1896, Theodor Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), dan memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi, Tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Dunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina.
Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina.
Atas permintaan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan “it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country“.
Legiun Yahudi, batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (Bahasa Ibrani : Pertahanan).
Pada tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada Britania Raya. Populasi wilayah ini pada saat itu secara dominan merupakan Arab muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan seperti Yerusalem, secara dominan merupakan Yahudi.
Aliyah Ketiga (1919–1923) dan Aliyah Keempat (1924–1929), secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi dialokasikan di Transyordania.
Gerakan Nazi pada tahun 1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939) dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939.
Sebagai reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak menerima pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina.
Pada akhir Perang Dunia II, jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.
Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi.
Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri.
Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai “Israel“. Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel 1948. Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu mengirimkan pasukan.
Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949. Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80% populasi Arab) mengungsi keluar Palestina.
Pada masa-masa awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban yang selamat dari Holocaust dan orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab.
Populasi Israel meningkat dari 800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 sampai dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan yang dikenal sebagai ma’abarot. Sampai tahun 1952, 200.000 imigran bertempat tingal di kota kemah ini.
Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir.
Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi rahasiaBritania Raya bersama dengan dan Perancis, yang betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir. Walaupun berhasil merebut Semenanjung Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan Suez.
Pada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Merah.
Israel kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.
Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah administrasi Israel dengan Wilayah pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan ini tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Pada hari Yom Kippur 6 Oktober 1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap sebagai kekalahan Israel.
Pemilihan Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel. Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal dari partai Likud mengambil alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh Israel. Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melakukan kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini dilihat sebagai pengakuan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab.
Dua tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin menandatangani Persetujuan Camp David dan Perjanjian Damai Israel-Mesir. Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di luar Garis Hijau. Namun, rencana tersebut tidak pernah diimplementasi.
Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat, mengakibatkan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Pada tanggal 7 Juni 1981, Israel membom bardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan intelijen Israel, Mossad, mencurigai reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada tahun 1982, Israel melakukan intervensi pada Perang Saudara Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel Utara. Intervensi ini kemudian berkembang menjadi Perang Lebanon Pertama. Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel.
Selama Perang Teluk 1991, PLO dan kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel.
Pada tahun 1992, Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992. Yitzhak Rabin dan partainya mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel.
Tahun 1993, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan ini memberikan Otoritas Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, juga dinyatakan pula pengakuan hak Israel untuk berdiri dan menyerukan berakhirnya terorisme.
Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dukungan publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwa pembantaian umat muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu, pemukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab.
Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang dilakukan oleh esktremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri.
Pada akhir 1990-an, Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan menandatangai Memorandum Sungai Wye. Memorandum tersebut memberikan Otoritas Nasional Palestina kontrol yang lebih luas.
Peta perubahan wilayah Israel dan Palestina :
sumber :
Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia dengan penduduk sekitar 7,28 juta jiwa.Selain Yahudi, terdapat juga beberapa kelompok etnis minoritas seperti etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel. Di Israel juga terdapat beberapa agama lain seperti Muslim, Kristen, Druze, Samaria, dan lain-lain.
Awal Sejarah Israel
Menurut kitab Taurat, Tanah Israel dijanjikan kepada tiga Patriark Yahudi oleh Tuhan sebagai tanah air Yahudi. Sekitar abad ke-11 SM, beberapa kerajaan dan negara Israel didirikan disekitar Tanah Israel.
Antara periode Kerajaan-kerajaan Israel dan penaklukan Muslim abad ke-7, Tanah Israel jatuh di bawah pemerintahan Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium.Keberadaan orang Yahudi di wilayah tersebut berkurang drastis setelah kegagalan Perang Bar Kokhba melawan Kekaisaran Romawi pada tahun 132, menyebabkan pengusiran besar-besaran Yahudi.
Pada tahun 628/9, Kaisar Bizantium Heraklius memerintahkan pembantaian dan pengusiran orang-orang Yahudi, mengakibatkan populasi Yahudi menurun lebih jauh lagi.
Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium sekitar tahun 636 oleh penakluk muslim. Selama lebih dari enam abad, kontrol wilayah tersebut berada di bawah kontrol Umayyah, Abbasiyah, dan Tentara Salib sebelum jatuh di bawah Kesulatanan Mameluk pada tahun 1260.
Pada tahun 1516, Tanah Israel menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20.
Zionisme dan Mandat Britania
Pengusiran besar-besaran Yahudi atau yang biasa disebut Diaspora Yahudi, menyebabkan tersebarnya Yahudi ke berbagai negara. Pada permulaan abad ke-12, penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa kembali ke Tanah Suci. Dan perpindahan itu meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492.Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed.
Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Tanah Suci.
Imigrasi dalam skala besar, atau dikenal sebagai Aliyah Pertama (עלייה), di mulai pada tahun 1881, yaitu pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur.
Pada tahun 1896, Theodor Herzl menerbitkan buku Der Judenstaat (Negara Yahudi), dan memaparkan visinya tentang negara masa depan Yahudi, Tahun berikutnya ia kemudian mengetuai Kongres Zionis Dunia pertama.
Aliyah Kedua (1904–1914) dimulai setelah terjadinya pogrom Kishinev. Sekitar 40.000 orang Yahudi kemudian berpindah ke Palestina.
Selama Perang Dunia I, Menteri Luar Negeri Britania Arthur Balfour mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour, yaitu deklarasi yang mendukung pendirian negara Yahudi di tanah Palestina.
Atas permintaan Edwin Samuel Montagu dan Lord Curzon, disisipkan pula pernyataan “it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country“.
Legiun Yahudi, batalion yang terdiri dari sukarelawan-sukarelawan Zionis, kemudian membantu Britania menaklukkan Palestina. Oposisi Arab terhadap rencana ini berujung pada Kerusuhan Palestina 1920 dan pembentukan organisasi Yahudi yang dikenal sebagai Haganah (Bahasa Ibrani : Pertahanan).
Pada tahun 1922, Liga Bangsa-Bangsa mempercayakan mandat atas Palestina kepada Britania Raya. Populasi wilayah ini pada saat itu secara dominan merupakan Arab muslim, sedangkan pada wilayah perkotaan seperti Yerusalem, secara dominan merupakan Yahudi.
Aliyah Ketiga (1919–1923) dan Aliyah Keempat (1924–1929), secara keseluruhan membawa 100.000 orang Yahudi ke Palestina. Setelah terjadinya kerusuhan Jaffa, Britania membatasi imigrasi Yahudi, dan wilayah yang ditujukan sebagai negara Yahudi dialokasikan di Transyordania.
Gerakan Nazi pada tahun 1930 menyebabkan Aliyah kelima (1929-1939) dengan masukknya seperempat juta orang Yahudi ke Palestina. Gelombang masuknya Yahudi secara besar-besaran ini menimbulkan Pemberontakan Arab di Palestina 1936-1939, memaksa Britania membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939.
Sebagai reaksi atas penolakan negara-negara di dunia yang menolak menerima pengungsi Yahudi yang melarikan diri dari Holocaust, dibentuklah gerakan bawah tanah yang dikenal sebagai Aliyah Bet yang bertujuan untuk membawa orang-orang Yahudi ke Palestina.
Pada akhir Perang Dunia II, jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.
Kemerdekaan Israel
Setelah 1945, Britania Raya menjadi terlibat dalam konflik kekerasan dengan Yahudi. Pada tahun 1947, pemerintah Britania menarik diri dari Mandat Palestina, menyatakan bahwa Britania tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab maupun Yahudi.
Badan PBB yang baru saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut.Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi.
Perang saudara dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri.
Pada 14 Mei 1948, sehari sebelum akhir Mandat Britania, Agensi Yahudi memproklamasikan kemerdekaan dan menamakan negara yang didirikan tersebut sebagai “Israel“. Sehari kemudian, gabungan lima negara Arab – Mesir, Suriah, Yordania, Lebanon dan Irak –menyerang Israel, menimbulkan Perang Arab-Israel 1948. Maroko, Sudan, Yemen dan Arab Saudi juga membantu mengirimkan pasukan.
Setelah satu tahun pertempuran, genjatan senjata dideklarasikan dan batas wilayah sementara yang dikenal sebagai Garis Hijau ditentukan. Yordania kemudian menganeksasi wilayah yang dikenal sebagai Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sedangkan Mesir mengontrol Jalur Gaza. Israel kemudian diterima sebagai anggota PBB pada tanggal 11 Mei 1949. Selama konflik ini, sekitar 711.000 orang Arab Palestina (80% populasi Arab) mengungsi keluar Palestina.
Pada masa-masa awal kemerdekannya, gerakan Zionisme buruh yang dipimpin oleh Perdana Menteri David Ben-Gurion mendominasi politik Israel. Tahun-tahun ini ditandai dengan imigrasi massal para korban yang selamat dari Holocaust dan orang-orang Yahudi yang diusir dari tanah Arab.
Populasi Israel meningkat dari 800.000 menjadi 2.000.000 dalam jangka waktu sepuluh tahun antara 1948 sampai dengan 1958. Kebanyakan pengungsi tersebut ditempatkan di perkemahan-perkemahan yang dikenal sebagai ma’abarot. Sampai tahun 1952, 200.000 imigran bertempat tingal di kota kemah ini.
Selama tahun 1950-an, Israel terus menerus diserang oleh militan Palestina yang kebanyakan berasal dari Jalur Gaza yang diduduki oleh Mesir.
Pada tahun 1956, Israel bergabung ke dalam sebuah aliansi rahasiaBritania Raya bersama dengan dan Perancis, yang betujuan untuk merebut kembali Terusan Suez yang sebelumnya telah dinasionalisasi oleh Mesir. Walaupun berhasil merebut Semenanjung Sinai, Israel dipaksa untuk mundur atas tekanan dari Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai ganti atas jaminan hak pelayaran Israel di Laut Merah dan Terusan Suez.
Pada tahun 1967, Mesir, Suriah, dan Yordania menutup perbatasannya dengan Israel dan mengusir pasukan perdamaian PBB keluar dari wilayah tersebut serta memblokade akses Israel terhadap Laut Merah.
Israel kemudian melancarkan serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Hal ini kemudian berujung pada Perang Enam Hari yang kemudian dimenangkan oleh Israel. Pada perang ini, Israel berhasil merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan.
Garis Hijau menjadi penanda batas antara wilayah administrasi Israel dengan Wilayah pendudukan Israel. Batas wilayah Yerusalem juga diperluas dengan memasukkan wilayah Yerusalem Timur. Sebuah undang-undang yang mengesahkan pemasukan wilayah ini kemudian ditetapkan. Hal ini kemudian berujung pada Resolusi Dewan Keamanan PBB 478 yang menyatakan bahwa penetapan ini tidak sah dan melanggar hukum internasional.
Kegagalan negara-negara Arab pada perang tahun 1967 kemudian menyebabkan tumbuhnya gerakan kemerdekaan Palestina oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa kelompok militer Palestina melancarkan berbagai gelombang serangan terhadap warga-warga Israel di seluruh dunia, termasuk pula pembunuhan atlet-atlet Israel pada Olimpiade München 1972. Israel membalas aksi tersebut dengan melancarkan Operasi Wrath of God (Kemarahan Tuhan). Pada operasi ini, orang-orang yang bertanggung jawab terhadap peristiwa München ini dilacak dan dibunuh.Pada hari Yom Kippur 6 Oktober 1973 yang merupakan hari suci Yahudi, pasukan Mesir dan Suriah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel. Perang tersebut berakhir pada tanggal 26 Oktober dengan Israel berhasil memukul balik pasukan Mesir dan Suriah. Walaupun demikian perang ini dianggap sebagai kekalahan Israel.
Pemilihan Knesset 1977 menandai terjadinya titik balik dalam sejarah perpolitikan Israel. Pada pemilihan ini, Menachem Begin yang berasal dari partai Likud mengambil alih kontrol pemerintahan dari Partai Buruh Israel. Pada tahun itu pula, Presiden Mesir Anwar El Sadat melakukan kunjungan ke Israel dan mengucapkan pidato di depan Knesset. Aksi ini dilihat sebagai pengakuan kedaulatan Israel yang pertama oleh negara Arab.
Dua tahun kemudian, Sadat dan Menachem Begin menandatangani Persetujuan Camp David dan Perjanjian Damai Israel-Mesir. Israel menarik mundur pasukannya dari semenanjung Sinai dan setuju untuk bernegosiasi membahas otonomi warga Palestina yang berada di luar Garis Hijau. Namun, rencana tersebut tidak pernah diimplementasi.
Pemerintahan Begin mendukung warga Israel untuk bermukim di Tepi Barat, mengakibatkan konflik dengan warga Palestina di daerah tersebut.
Pada tanggal 7 Juni 1981, Israel membom bardir reaktor nuklir Osirak milik Irak pada Operasi Opera. Badan intelijen Israel, Mossad, mencurigai reaktor nuklir tersebut akan digunakan Irak untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada tahun 1982, Israel melakukan intervensi pada Perang Saudara Lebanon untuk menghancurkan basis-basis serangan Organisasi Pembebasan Palestina di Israel Utara. Intervensi ini kemudian berkembang menjadi Perang Lebanon Pertama. Israel menarik pasukannya dari Lebanon pada tahun 1986. Intifada Pertama yang merupakan perlawanan rakyat Palestina terhadap pemerintahan Israel terjadi pada tahun 1987, menyebabkan terjadinya kekerasan di daerah pendudukan Israel.
Selama Perang Teluk 1991, PLO dan kebanyakan warga Palestina mendukung Saddam Hussein dan Irak dalam melancarkan serangan misil terhadap Israel.
Pada tahun 1992, Yitzhak Rabin menjadi Perdana Menteri Israel setelah memangkan pemilihan umum legislatif Israel 1992. Yitzhak Rabin dan partainya mendukung adanya kompromi dengan tetangga-tetangga Israel.
Tahun 1993, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas, sebagai wakil Israel dan PLO, menandatangani Persetujuan Oslo. Persetujuan ini memberikan Otoritas Nasional Palestina hak untuk memerintah di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, juga dinyatakan pula pengakuan hak Israel untuk berdiri dan menyerukan berakhirnya terorisme.
Pada tahun 1994, Perjanjian Damai Israel-Yordania ditandatangani, membuat Yordania menjadi negara Arab kedua yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Dukungan publik Arab terhadap persetujuan ini menurun setelah terjadinya peristiwa pembantaian umat muslim yang sedang bersembahyang di Masjid Ibrahimi oleh sekelompok ekstremis gerakan Kach. Selain itu, pemukiman warga Israel di daerah pendudukan yang masih berlanjut, serta menurunnya kondisi ekonomi Palestina juga menurunkan dukungan publik Arab.
Dukungan publik Israel terhadap persetujuan ini juga berkurang setelah terjadinya rentetan kasus bom bunuh diri yang dilakukan oleh hamas. Pembunuhan Yitzhak Rabin yang dilakukan oleh esktremis Yahudi ketika ia sedang meninggalkan sebuah pawai yang mendukung perdamaian dengan Palestina mengejutkan seluruh negeri.
Pada akhir 1990-an, Israel yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Hebron dan menandatangai Memorandum Sungai Wye. Memorandum tersebut memberikan Otoritas Nasional Palestina kontrol yang lebih luas.
Peta perubahan wilayah Israel dan Palestina :
sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Israel
- http://id.wikipedia.org/wiki/Palestina
Memahami Makna Kaya (2)
Dalam ayat cinta-NYA menyebutkan, yang artinya “Wahai manusia! kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah, Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), lagi Maha Terpuji.” (QS. Fathir [35] : 15)
Ingatanku melayang saat usia bocah, saat saya baru masuk sekolah SD. Sepulang sekolah masih pagi jam sepuluh, saya melihat seorang kakek sedang berjalan dalam satu arah denganku, beliau berpakaian lusuh, bertopi yang robek-robek di sana-sini seraya memikul plastik hitam (kantong kresek) yang dengan penampilan sedemikian, semua orang akan berpikiran sama : mungkin beliau adalah pemulung atau peminta-minta. Lalu kusapa dirinya, kuberikan koin uang jajanku yang jumlahnya tak seberapa, kakek itu hanya menunduk dan mengucapkan terima kasih. Ia terus saja berjalan sambil menunduk, sedangkan saya telah berbelok ke pekarangan rumah, disambut oleh ibu tercinta.
Ibuku sempat melihat kakek tersebut dari kejauhan, lalu ibu malah tertawa mendengar ceritaku yang telah memberikan koin sebagai uang infaq, “Kakek itu sedang bersandiwara... dia pasti mau mengunjungi panti asuhannya atau menyetor uangnya ke bank, dia selalu bawa kresek hitam, bukan pemulung, isinya tuh uang, sayang... dia tetangga kita beberapa blok dari sini, bapaknya mbak fulanah itu lho, yang pengusaha...”, ujar ibu, membuatku terbengong sesaat. Wow, pikiranku berkecamuk, hebat banget kakek itu, sempurna penyamarannya, tak goyah walaupun di depan sosok anak kecil sepertiku.
Di lain waktu ketika ibu melewati rumah si kakek, kakek itu mengembalikan koinku tersebut kepada ibu seraya saling sapa sebentar. Memang area dalam kompleks perumahan kami cukup terjaga keamanannya, dan sudah jadi rahasia umum, jika akan bepergian ke luar kompleks, harus meneliti penampilan, jangan sampai mencolok dan mengumbar harta benda agar tak menimbulkan niat jahat bagi mata-mata yang memandang, kota kami dulu digelari ‘kota preman’, mungkin sampai kini masih menyandang status mengerikan itu.
Dan banyak pula sosok-sosok lain teman-teman di luar negeri yang tetap menjaga kesederhanaan penampilan walaupun bukan dalam rangka sandiwara sebagaimana kakek tetangga kami tersebut, namun kesamaan sikap mereka sungguh membuat hati ikut luruh, sikap tawaduk justru membawa kemuliaan bagi seseorang, di mata Allah ta’ala, juga manusia seisi bumi. Bahkan para teman kita yang punya banyak investasi dunia tersebut, lebih memilih berjalan kaki atau naik sepeda dari pada sering-sering menghabiskan energi dengan mobil mewah, sebagaimana kebiasaan kaum borju.
Dahulu diriku punya guru renang semasa SD, ia adalah warga negara Jepang yang bekerja di kota kami, ia pun sejak awal pindah ke Indonesia, malah membeli sepeda untuk menemaninya ke kantor dan kemana-mana di area kompleks dan sekitarnya, meskipun sebenarnya ia disediakan mobil dan sopir pribadi. Sewaktu kami murid-murid renangnya datang ke appartementnya, ia mencicipi kami roti tawar diolesi saos sambal (baru kali pertama itulah, saya menikmati roti tawar berselai sambal), serta semangkuk salad yang berisikan tomat dan timun, katanya itu adalah menu makan siangnya. Kami waktu itu mengira makanan itu ‘hanyalah snacks kecil’ saja, kalau makan siang kebanyakan dari kita kan biasanya lengkap, sup, nasi dengan lauk-pauk dan buah-buahan atau tinggal order fast-food saja, dll. Dan ternyata, hidup bersahaja dengan tetap memperhatikan makanan dan kendaraan yang sehat seperti itu, menambah hikmah besar lain, disamping keridhoan Ilahi Robbi dunia dan akhirat, yaitu kondisi kesehatan akan terjaga, terbukti 20 tahun tak berjumpa sang guru, saat melihat berita tentangnya lintas website, penampilan fisiknya tak jauh berbeda dengan 20 tahun lalu! Yah, mungkin juga hal itu salah satu “bonus-NYA” sejak ia telah menjadi muallaf.
Kuingat pula 4 tahun lalu saat suamiku harus dinas ke Johannesburgh, south-africa, di masjid terbesar dengan ribuan hektar tanah sekitarnya tak perlu ada tanda-tanda palang atau tanda kepemilikan tanah, semua penduduk tau bahwa seluruh tanah luas yang mengelilingi masjid itu adalah kepunyaan Mr. Fulan. Beliau ini kerjanya hanya tinggal mengamati perputaran uang saja, bisa bebas saja 24 jam beliau berdiam di masjid itu, karena memang sudah sangat kaya raya. Semua gedung, bangunan milik pemerintah atau swasta di sekitar masjid harus membayar sewa tanah kepadanya, kontraknya berlaku 20 tahun hingga ratusan tahun! Bayangkan, riwayat turun-temurun pewaris keluarga Mr. Fulan tidak mau menjual sejengkal pun tanah tersebut sebagai usaha menjaga kemuliaan Islam di tanah itu.
Nasib yang berbeda dengan para penduduk di sekitar jalan Sudirman Jakarta puluhan tahun lalu, kan rumah-rumah mereka sudah digusur tuh, lalu Jakarta jadi beken dengan kemegahan gedung-gedungnya. Siapapun tak menduga, seorang Mr. Fulan sangat sederhana, jubahnya biasa-biasa saja, malah di rumahnya tak ada televisi, menyapu halaman masjid Johannesburgh sesekali, tidak mau disorot kamera (apalagi kamera wartawan), tidak suka ke restoran mewah, ternyata beliau adalah pemilik ribuan hektar tanah tersebut, kekayaan nominalnya ratusan juta dollar.
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Subhanalloh, anak-anak cucu setiap generasinya diajarkan menikmati kekayaan sejati : alam yang luas yang harus disyukuri, bukan diukur dari lembaran uang dan luasnya tanah yang beliau miliki. Pastilah semua orang penasaran pada sikap tawaduknya, menjadi seorang yang dimuliakan orang banyak tanpa perlu mengumbar-ngumbar harta kekayaan yang sebanyak itu (insya Allah kalah deh jumlah harta haram koruptor-koruptor dengan harta halal kepunyaan beliau), namun ternyata beliau sadar betul, Rasulullah SAW serta para sahabat sudah memberikan banyak keteladanan buat kita, bahwa “Segalanya hanya titipan Allah SWT saja...”
Allah SWT berfirman, "Hai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al A'raf [7] :31)
Begitu pula beberapa tahun lalu, diriku mengenal Ummu ‘aisyah, wajahnya cantik dan masih tampak polos seperti anak remaja, padahal anak-anaknya sudah banyak. Penampilan Ummu ‘aisyah sederhana sekali, kerudungnya cuma beberapa buah, semua teman pasti hafal warna kerudung Ummu ‘aisyah, bajunya yang dipakai hanya berganti yang itu-itu saja. Saya sangat menyayangi dan menghormati beliau, ilmu agamanya sangat banyak, asyik diajak diskusi tentang anak-anak pula.
Suatu hari ada acara pengumpulan dana untuk saudara kita di Gaza, tanpa canggung Ummu ‘aisyah menyerahkan beberapa perhiasan serta segepok uang (karena kebetulan saya jadi bendahara, maka ia serahkan untuk segera saya catat saat itu), Subhanalloh... Uang tersebut kalau dihitung, malah bisa cukup buat modal memulai bisnis kerudung plus sewa lokasinya.
Dalam nurani ini, sungguh ‘kaya’ hati yaa Ummu ‘aisyah, padahal tas tanganmu pun kulihat robek di beberapa sudutnya, kaos kakimu juga sudah luntur warnanya, kerudungmu yang itu-itu saja—nampak kumal karena pudar warnanya.
Ummu ‘aisyah jauh lebih peduli dengan tabungan akhirat, tak mudah baginya berbelanja urusan dunia, dianggapnya hal yang kurang penting. Keperluan pribadinya dikesampingkan, beliau lebih mengutamakan membantu sesama, juga banyak keperluan anak-anak yang harus didahulukan.
Memang kita sering tak sadar, bisa jadi teman-teman atau saudara sekitar selalu dekat dan akrab karena pengaruh keduniaan, ‘kepentingan sejati’ menjadikan diri seseorang dimuliakan oleh orang lain.
Namun jika pergaulan mukmin sejati yang dilandasi ikatan cinta nan kuat karena Allah SWT, insya Allah tak memandang bagaimana penampilan saudara/saudarinya. Walaupun Ummu ‘aisyah mudah saja mengeluarkan infaq dan sedekah bagi teman yang memerlukan, beliau juga keras dan tegas menolak system ‘sogok-menyogok’ yang sering diganti nama “sedekah pelicin” itu. Makanya semua orang mengagumi dan sangat menghargai beliau, makna kaya dalam sudut pandangnya ialah hati ikhlas, selalu bersikap mudah melaksanakan infaq sedekah, dan menolong orang lain. Jadi jika kita menemukan orang yang susah mengeluarkan zakat, infaq, sedekah, namun mengaku-ngaku sebagai orang kaya, berarti orang itu bohong donk, kekayaan sejati adalah banyak memberi. Kekayaan sesungguhnya adalah kontribusi yang diberikan kepada sesama, bekal yang diharapkan dapat menyelamatkan diri di yaumil hisab kelak.
“Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak hartanya, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kekayaan jiwa.” (HR. Al-Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Sungguh beruntung hamba-hamba-Nya yang senantiasa kaya dalam keimanan dan sikap istiqomah di jalan Ilahi. Dan diri ini amat beruntung melihat pelajaran nyata dari mereka yang kaya raya tersebut, mereka yang senantiasa mengingatkan bahwa Allah ta’ala Sang Pemilik segala, apapun yang ada hanyalah amanah sementara. Serta mengingatkan akan contoh teladan kita, Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam yang mencontohkan kehidupan paling ideal dalam mencari perbekalan agar selamat di kampung akhirat.
“Barangsiapa yang menjadikan Akhirat sebagai harapannya, maka Allah akan memberikan kepuasan dalam hatinya, menghimpun segala impiannya, dan dunia pun akan mendatanginya dengan merunduk. Barang siapa yang menjadikan Dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan menjadikan kemiskinan di depan matanya, membuyarkan segala impiannya, dan dunia pun tidak akan mendatanginya melainkan apa yang telah ditentukan baginya.” (HR. Tirmidzi)
“Duhai Allah, Bimbinglah kami selalu, Letakkan dunia di tanganku, bukan di hatiku...”
Wallohu ‘alam bisshowab.
by : bidadari_Azzam
surat dari gaza
Untuk saudaraku di Indonesia
Saya tidak tahu, mengapa saya harus menulis dan mengirim surat ini untuk kalian di Indonesia,,??? namun , jika kalian tetap bertanya kepadaku, kenapa…? Mungkin satu-satunya jawaban yang saya miliki Adalah karena Negeri kalian berpenduduk muslim Terbanyak di punggung bumi ini,,,,bukan demikian saudaraku??? disaat saya menunaikan ibadah haji beberapa tahun silam, ketika pulang dari melempar jumrah Saya sempat berkenalan dengan salah seorang “aktivis da’wah” dari Jama’ah haji asal Indonesia, dia mengatakan kepadaku,”setiap tahun musim haji, ada sekitar 205 ribu jama’ah haji ber asal dari Indonesia datang ke Baitullah ini…!!!”. Wah,,,,sungguh jumlah angka yang sangat fantastis & membuat saya berdecak kagum, Lalu saya mengatakan kepadanya, “sauadaraku,,,,jika jumlah jama’ah Haji asal GAZA sejak tahun 1987 Sampai sekarang di gabung,,itu belum bisa menyamai jumlah jama’ah haji Dari negeri kalian dalam satu musim haji saja”. Padahal jarak tempat kami ke Baitullah lebih dekat di banding kalian yah… Wah….wah…pasti uang kalian sangat banyak yah, apalagi menurut sahabatku itu ada 5 % dari rombongan tersebut yang menunaikan ibadah haji untuk yang kedua kalinya,,,Subhanallah.
Wahai saudaraku di Indonesia
Pernah saya berkhayal dalam hati,,kenapa saya & kami yang ada di GAZA ini Tidak dilahirkan di negeri kalian saja. Wah….pasti sangat indah dan mengagumkan yah. Negeri kalian aman, kaya dan subur, setidaknya itu yang saya ketahui Tentang negeri kalian. Pasti para ibu-ibu disana amat mudah Menyusui bayi-bayinya, susu formula bayi pasti dengan mudah kalian dapatkan di toko-toko & para wanita hamil kalian mungkin dengan mudah bersalin di rumah sakit yang mereka inginkan. Ini…yang membuatku iri kepadamu saudaraku Tidak seperti di negeri kami ini….saudaraku, anak-anak bayi kami lahir di tenda-tenda pengungsian. Bahkan tidak jarang tentara Israel menahan mobil ambulance yang akan mengantarkan istri kami Melahirkan di rumah sakit yang lebih lengkap alatnya di daerah Rafah, Sehingga istri-istri kami terpaksa melahirkan diatas mobil,,,,yah diatas mobil saudaraku!! Susu formula bayi adalah barang yang langka di GAZA sejak kami di blokade 2 tahun lalu, Namun isteri kami tetap menyusui bayi-bayinya dan menyapihnya hingga dua tahun lamanya Walau, terkadang untuk memperlancar ASI mereka, isteri kami rela minum air rendaman gandum. Namun,,,mengapa di negeri kalian , katanya tidak sedikit kasus pembuangan bayi yang tidak jelas siapa ayah & ibunya , terkadang ditemukan mati di parit-parit, di selokan-selokan dan di tempat sampah,,,,itu yang kami dapat dari informasi televisi. Dan yang membuat saya terkejut dan merinding,,,,, ternyata negeri kalian adalah negeri yang tertinggi kasus Abortusnya untuk wilayah ASIA,,,,Astaghfirullah. Ada apa dengan kalian..??? Apakah karena di negeri kalian tidak ada konflik bersenjata seperti kami disini, sehingga orang bisa melakukan hal hina tersebut….!!!, sepertinya kalian belum menghargai arti sebuah nyawa bagi kami di sini. Memang hampir setiap hari di GAZA sejak penyerangan Israel, kami menyaksikan bayi-bayi kami mati, Namun, bukanlah diselokan-selokan ,,,,atau got-got apalagi ditempat sampah…saudaraku!!!, Mereka mati syahid,,,saudaraku… mati syahid karena serangan roket tentara Israel !!! Kami temukan mereka tak bernyawa lagi dipangkuan ibunya ,di bawah puing-puing bangunan rumah kami yang hancur oleh serangan roket tentara Zionis Israel, Saudaraku,,,,bagi kami nilai seorang bayi adalah Aset perjuangan perlawanan kami terhadap penjajah Yahudi Mereka adala mata rantai yang akan menyambung perjuangan kami memerdekakan Negeri ini Perlu kalian ketahui,,,sejak serangan Israel tanggal 27 desember kemarin Saudara-saudara kami yang syahid sampai 1400 orang, 600 diantaranya adalah anak-anak kami Namun,,,,sejak penyerangan itu pula sampai hari ini, kami menyambut lahirnya 3000 bayi baru Dijalur Gaza, dan Subhanallah kebanyakan mereka adalah anak laki-laki dan banyak yang kembar,,,Allahu Akbar!!!
Wahai saudaraku di Indonesia
Negeri kalian subur dan makmur, tanaman apa saja yang kalian tanam akan tumbuh dan berbuah, Namun kenapa di negeri kalian masih ada bayi yang kekurangan gizi ,menderita busung lapar,,,, Apa karena kalian sulit mencari rezki disana..? apa negeri kalian sedang di blokade juga..? Perlu kalian ketahui,,,saudaraku, tidak ada satupun bayi di Gaza yang menderita kekurangan gizi apalagi sampai mati kelaparan,,,walau sudah lama kami di blokade. Kalian terlalu manja…!? Saya adalah pegawai Tata usaha di kantor pemerintahan Hamas Sudah 7 bulan ini, gaji bulanan belum saya terima, tapi Allah SWT yang akan mencukupkan rezki untuk kami. Perlu kalian ketahui pula, bulan ini saja ada sekitar 300 pasang pemuda Baru saja melangsungkan pernikahan,,,yah,,,mereka menikah di sela-sela serangan agresi Israel, Mereka mengucapkan akad nikah,,,,diantara bunyi letupan bom dan peluru saudaraku. Dan Perdana menteri kami, yaitu ust Isma’il Haniya memberikan santunan awal pernikahan Bagi semua keluarga baru tersebut .
Wahai Saudaraku di Indonesia
Terkadang saya pun iri, seandainya saya bisa merasakan “pengajian” atau halaqoh pembinaan Di Negeri antum, seperti yang diceritakan teman saya tersebut,,,, Program pengajian kalian pasti bagus bukan, banyak kitab mungkin yang telah kalian baca, dan Buku-buku pasti kalian telah lahap,,,kalian pun sangat bersemangat bukan, itu karna kalian punya waktu Kami tidak memiliki waktu yang banyak disini wahai saudaraku… Satu jam,,,yah satu jam itu adalah waktu yang dipatok untuk kami disini untuk halaqoh Setelah itu kami harus terjun langsung ke lapanagn jihad, sesuai dengan tugas yang Telah diberikan kepada kami. Kami disini sangat menanti-nantikan hari halaqoh tersebut Walau Cuma satu jam saudaraku,,,, Tentu kalian lebih bersyukur, kalian lebih punya waktu untuk menegakkan rukun-rukun halaqoh, Seperti ta’aruf, tafahum dan takaful di sana. Hafalan antum pasti lebih banyak dari kami,,, Semua pegawai dan pejuang Hamas di sini wajib menghapal surat al anfaal sebagai “nyanyian perang” kami, saya menghapal di sela-sela waktu istirahat perang ,,, bagaimana Dengan kalian…? Akhir desember kemarin, saya menghadiri acara wisuda penamatan hafalan 30 juz anakku yang pertama, ia diantara 1000 anak yang tahun ini menghapal al qur’an, umurnya baru 10 tahun , Saya yakin anak-anak kalian jauh lebih cepat menghapal al quran ketimbang anak-anak kami disini, di Gaza tidak ada SDIT seperti di tempat kalian, yang menyebar seperti jamur sekarang. Mereka belajar di antara puing-puing reruntuhan gedung yang hancur, yang tyanahnya sudah Diratakan, diatasnya diberi beberapa helai daun pohon kurma,,,, yah ditempat itulah mereka belajar Saudaraku…., bunyi suara setoran hafalan al quran mereka bergemuruh diantara bunyi-bunyi senapan tentara Israel… Ayat-ayat Jihad paling cepat mereka hafal,,,karena memang didepan mereka “tafsirnya” langsung Mereka rasakan.
Wahai Saudaraku di Indonesia
Oh…iya, kami harus berterima kasih kepada kalian semua, melihat aksi solidaritas yang kalian perlihatkan kepada masyarakat dunia, kami menyaksikan demo-demo kalian disini. Subhanallah,,,,,kami sangat terhibur, karena kalian juga merasakan apa yang kami rasakan disini. Memang banyak masyarakat dunia yang menangisi kami disini , termasuk kalian di Indonesia Namun,,,bukan tangisan kalian yang kami butuhkan saudaraku Biarlah butiran air matamu adalah catatan bukti nanti di akhirat yang dicatat Allah sebagai Bukti ukhuwah kalian kepada kami. Doa-doa kalian dan dana kalian telah kami rasakan manfaatnya. Kami lah yang berterima kasih,,partai kami yaitu Hamas sejak berjuang melalui demokrasi Sejak tahun 2006, terinspirasi oleh kemenangan partai da’wah kalian di Indonesia, yah,,, temanku Itu adalah aktivis PKS, kalian lah yang mengajarkan kepada kami, karena kalian yang lebih dahulu Berjuang lewat pintu ini, kami baca semua tentang kalian. SUngguh kalianlah yang mengajarkan bagaimana mengelola partai yang baik, dekat dengan masyarakat, melayani mereka, mulai baksos sampai dengan DS, murni kami jiplak dari kalian semua. Dan hasilnya saudaraku…. Kami menang dengan angkan 67 % suara..Allahu Akbar!!! Tahun 2010 kami juga akan pemilu disini,,,kami tetap mengurus partai seperti yang kami belajar dari kalian, tetap membina para kader kami, dengan dengan masyarakat dan satu lagi kami juga tetap mengangkat senjata untuk mengusir tentara Israel dari bumi palestina. Saya dengar bulan April ini kalian akan pemilu, dan katanya targetnya 20 % saja Sebenarnya sebagai seorang “murid” kami malu, kenapa? Karena angka tersebut terlalu kecil untuk seorang “guru” seperti kalian. Kalian tidak sedang mengangkat senjata , seperti kami disini, kader kalian banyak,,,,, Apalagi yang kurang dari kalian. Saya Cuma bisa berdoa semoga kalian bisa memenangkan pemilu nanti,,,, Oh,,,iya hari semakin larut, sebentar lagi adalah giliran saya Untuk menjaga kantor, tugasku untuk menunggu jika ada telepon dan fax yang masuk Insya Allah, nanti saya ingin sambung dengan surat yang lain lagi Salam untuk semua pejuang-pejuang islam di Indonesia.
Akhhuka…..Abdullah ( Gaza City ..1430 H )
sumber : http://hafez.wordpress.com/2009/01/26/sepucuk-surat-dari-gaza/
Langganan:
Postingan (Atom)